Pages

Jumat, 07 Agustus 2015

Jingga dan Senja (Jingga dan Senja #1)

BOOK review

Started on: 7 Agustus 2015
Finished on: 7 Agustus 2015

Jingga dan Senja (Jingga dan Senja #1) by Esti Kinasih

Judul Buku : Jingga dan Senja (Jingga dan Senja #1)
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 312
Tahun Terbit: 2010
Rating: 3/5

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Blurb

Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari ter-benam.

Namun, takdir mempertemukan mereka dalam suasana “perang”. Ari yang biang kerok sekolah baru kali ini bertemu cewek, adik kelas pula, yang berani melawannya. Kemarahan Ari timbul ketika tahu Tari diincar oleh Angga, pentolan SMA musuh.

Angga, musuh bebuyutan sekolah Ari sekaligus musuh pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu cewek itu tak sengaja terjebak dalam tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkannya. Demi dendam masa lalu, Angga bertekad harus bisa merebut cewek itu. Memanfaatkan peluang yang ada, Angga kemudian maju sebagai pelindung Tari.

Ari yang selama ini dikenal tidak peduli terhadap cewek tiba-tiba saja berusaha mendapatkan Tari dengan segala cara. Namun, predikat buruk Ari jelas membuat Tari tidak ingin berurusan dengan cowok itu. Semakin Ari berusaha mendekatinya, semakin mati-matian Tari menjauhkan diri….
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------My Opinion

Novel ini menceritakan tentang dua orang dengan kesamaan nama yang unik, si cewek bernama Jingga Matahari - lebih sering disebut Tari, dan si cowok bernama Matahari Senja - dipanggil Ari. Tari yang baru saja masuk SMA bertemu dengan Ari secara tidak sengaja. Awalnya ia cukup tertarik pada lelaki yang sepertinya cukup perhatian dan baik hati itu. Namun ternyata, setelah dicari tahu lebih baik, Ari adalah orang yang cukup terkenal di sekolah mereka. Akan tetapi ia bukan terkenal karena kebaikannya, malah sebaliknya. Ari terkenal sebagai raja-nya tawuran yang selalu menjadi pemimpin, ia juga selalu mencari masalah dengan guru-guru di sekolah.

Suatu hari ketika tawuran, musuh bebuyutan Ari yang bernama Angga bertemu dengan Tari. Angga mengetahui bahwa ada suatu hubungan spesial antara Tari dan Ari, karena Ari rela berkorban demi menyelamatkan Tari. Untuk membalas dendamnya pada Ari, akhirnya Angga memutuskan untuk mendekati Tari. ....dan masalah berputar-putar disitu.

Angga mengantar Tari pulang, Ari cemburu lalu marah-marah pada Tari. Angga menjemput dan mengantar Tari ke sekolah, Ari cemburu dan menawarkan untuk menjemput Tari besoknya. Angga ditemani Tari makan, Ari cemburu kemudian mengajak Tari makan juga. Ari menjemput Tari, Angga marah dan menarik Tari dari motor Ari, karena Tari direbut, Ari marah pada Tari karena berkomplot dengan Angga lalu ribut-ribut di kantin. Ini sebenernya maunya apa sih? ....

Awalnya sempat merasa penasaran tentang cerita novel ini karena review dan bintang di Goodreads sangat bagus, bintang 4. Lalu, ketika saya membacanya ya benar saja, semua unsur "khayalan" remaja ada semua pada novel ini. Seorang remaja yang biasa saja, tapi bisa merebut perhatian seorang cowok populer di sekolah. Lalu, kekuasaan Ari dan tindakan sekenanya membuat pembaca remaja pasti sangat kagum kepada sosok Ari. Tentunya itulah yang menjadi daya tariknya.

Namun, ada beberapa situasi yang menurut saya terlalu berlebihan dan tidak masuk akal. Misalnya saja, pihak sekolah yang tidak tahu harus bertindak apa untuk menghadapi Ari. Bahkan Ari dibiarkan bertindak seenaknya dan Ari sama sekali tidak takut dimarahi atau dihukum. Padahal, bisa saja pihak sekolah mengancam Ari dikeluarkan dari sekolah tersebut. Ancaman tersebut tentu saja bisa digunakan untuk menggertak Ari sehingga ia merasa takut dan akhirnya mematuhi peraturan di sekolah.

Selain itu, perubahan watak tokoh Jingga. Bermula Jingga digambarkan sebagai sosok cewek yang "iya-iya" aja, cenderung lemot malah. Dia juga digambarkan sebagai cewek yang lemah, yang sangat membutuhkan perlindungan. Tapi, pada pertengahan cerita, watak Jingga berubah. Dia jadi berani membentak dan melawan tanpa adanya proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar