Started on: 1 January 2015
Finished on: 1 January 2015
Assalamualaikum Beijing by Asma Nadia
Judul Buku : Assalamualaikum Beijing
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Tebal : 360 Halaman
Tahun Terbit: 2014
Rating: 4/5
==================================================================
"Ra boleh marah, boleh caci maki, boleh melakukan apa pun. Nggak apa-apa. Tapi, tolong ...."Suara itu kini bernada putus asa."Tolong banget jangn peri dari kehidupan Dewa."Gadis bernama Ra terdiam.Di sisinya, tangan Dewa terulur, ingin meraih jemari mungil gadisnya, tetapi segera mengurungkan niat, seperi ada kekuatan lain yang mencegah.
Asmara dan Dewa akan melangsungkan pernikahan sebulan mendatang. Tetapi Dewa melakukan kesalahan besar dengan menuruti hawa nafsunya yang membuat rencana pernikahan itu batal. Dewa menghamili Anita. Ra memilih mundur.
Wajah gadinsya tidak pernah seterluka itu. Namun, suaranya tegas saat menatap tepat di titik hitam mata pemuda yang dicintainya.
"Lakukan apa yang menjadi prinsip setiap lelaki dewasa dalam situasi sama : bertanggung jawab!"
Ra tentu saja mengalami patah hati karenanya. Tetapi dia tidak terbuai terlalu lama dalam patah hatinya. Dia segera bangkit dan move on. Menutup cerita lama dan melanjutkan hidup.
Kemudian Ra mendapat tugas ke Beijing selama tiga hari dari kantor. Disanalah dia bertemu dengan seorang sosok tampang dengan tubuh menjulangyang taj hanya tersenyum dengan bibirnya, tetapi juga matanya, Zhongwen. Pertemuan singkat di bis dan cerita singkat mengenai legenda Ashima, meninggalkan kesan mendalam bagi keduanya.
Zhongwen menanti kabar dari Asma yang tak kunjung datang, karena Asma menjatuhkan kartu nama yang diberikan Zhongwen. Zhongwen berusaha mencari Asma di berbagai tempat wisata yang mungkin didatanginya. Hingga akhirnya takdir memertemukan mereka di Masjid Niujie. Zhongwen meneruskan cerita mengenai Ashima dan mereka menikmati kebersamaan singkat itu.
"Just practise, Ashima.""Asma""No," lelaki itu menggeleng,"Forever you are Ashima, for me."Senyum simpatiknya muncul. Perdebatan selesai.
Di lain tempat, Dewa yang masih belum bisa melupakan Ra, melangusngkan pernikahan dengan Anita. Menjalani hari-hari sebagai suami Anita, hanya sebatas status. Yang penting dirinya sudah bertangung jawab karena menghamili Anita. Hatinya? tetap untuk Ra. Walau apapun usaha Anita, tidak bisa membuat Dewa berpaling.
Sepulang Asmara ke tanah air, dia masih sering berkomunikasi dengan Zhongwen via email, instant messenger, skype dan pesan singkat. Yang paling bahagia tentang ini tentu Sekar, sahabat Asmara. Sekar tak lelah menggoda Asmara tentang Zhongwen.
"Mantap, long distance relationship, nih! Siapa tahu jodoh."Tak peduli meskipun sahabatnya menanggapi dengan gelengan."Mending jawab inya Allah, deh. Kan, siapa tahu?""Kamu tuh, ngomonnya siapa tahu melulu."
Zhongwen pun semakin penasaran dengan Islam. Selain banyak berrdisukusi dengan Asma via email, dia pun muli membaca buku-buku dan berdiskusi dengan imam masjid. Tetapi hatinya belum begitu mantap untuk berpindah agama.
Sementara itu, di Indonesia, Asma terkena serangan stroke yang membuatnya lemah tak berdaya. Setelah sembuh dari stroke, dia divonis terkena APS Primer, penyakit penggumpalan darah yang bisa merengut nyawanya kapan saja.
Bagaimana nasib Asmara selanjutnya? Apakah dia bisa berjuang menghadapi penyakitnya? Bagaimana dengan hubungannya dengan Zhongwen?
Silahkan dibaca ya novelnya :)
========================================================================
Entah ini karya Mba Asma keberapa yang kubaca. Tetapi, ini menjadi buku pertama yang aku baca di 2015. Awalnya penasaran karena buku ini di filmkan. So, sebelum nonton filmnya, aku harus baca dulu bukunya. Agar mengerti alur ceritanya ketika menonton, walau aku tahu buku dan film pasti berbeda.
Alur ceritanya menarik. Tidak bisa aku tebak. Banyak kejutan di tengah. Asmara yang sakit. Zhongwen yang berpindah agama. Dewa yang tidak bisa move on. Hingga akhir yang manis. Begitu membekas di memoriku.
Pemilihan diksi yang pas, tidak belebih dan tidak kurang, membuat proses membaca menjadi cepat. (entah karena memang aku penasaran dengan isi novel ini :P0. Penokohan yang juga pas dan kuat. Sungguh terasa Asmara yang kuat, Zhongwen sabar, Dewa yang cuek, Sekar yang ceria dan mama yang tabah. Tidak ada tokoh yang hanya numpang lewat. Semua tokoh mempunyai perannya masing-masing.
Tokoh favorit aku disini, tentu saja, Asmara dan Zhongwen. Aku ingin bisa kuat dan setegar Asmara. Dan,,hayo ngaku siapa yang jadi pengen bertemu dengan Zhongwennya sendiri setelah membaca buku ini???
Aku salah satunya.
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar